POTRET
KASIH
Gemersik bayu memecah tirai senja
Resah
kalbu tiada siapa mengduga
Pilu jiwa di anjung kasih tiada siapa
peduli
Mengenang hari tiada bermakna
Lalui hari tanpa sirna mentari
Mengharap kilauan kasih tiada kunjungan
Mentari bersilih senja berganti detik
Penat mendaki segunung keringat
Menagih
kasih selautan sayang
Dek kerana keringat ditabur tapi,
hampas dikaut gersang menyirna
Menggalas mutiara, tapi pepasir
bertaburan
Aduhai! pilunya hati
insan yang digelar ayah,
Menaakul nasib diri terbuang pilu,
Dek tua datang menghampiri,
Dek miliki harta rapuh dengan duniawi,
Dek
miliki mutiara tapi tak bernilai
Dek
punyai permata namun tak bermakna
Hadirnya bak perobek kaca insaniah
Tapi, detik ini dia telah kembali
Menjenguk ilahi menyahut seruan takdir
Berselimut putih menyelubungi jasab
Mengusung selaut kepedihan berduri
Meninggal secebis derita bersama duka yang
berbisa
Damailah engkau di sana
Destinasi terakhir menemui ilahi
Moga mutiara diingini ditemui di
Firdausi.
No comments:
Post a Comment